CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 28 Mei 2008

I Wish..

seringkali kita menginginkan untuk menjadi orang lain dan berkata "I wish I was someone else..",
seringkali pula kita berharap untuk mengetahui jawaban-jawaban atas semua pertanyaan
berharap kita adalah orang yang cukup bijaksana dalam memutuskan sesuatu
berharap kita adalah orang yang sangat peduli sehingga kita dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain..

namun baru kusadari bahwa diri ini memiliki harapan lain.. harapan yang datang begitu saja, terasa begitu tulus dan tidak terlampau muluk..

harapan-harapan seperti..
andaikan aku adalah orang yang tidak tahu sama sekali akan apa yang benar sehingga akan menjadi begitu wajar dan ringan untuk berbuat salah...
andaikan aku adalah orang yang begitu cuek sehingga aku bisa berbuat apapun tanpa rasa bersalah..
andaikan aku benar-benar tidak perduli dan tidak dapat merasakan atau bahkan tidak mengerti apa yang orang lain rasakan..

harapan-harapan itu seakan memberikan solusi instan yang amat menggoda, seakan memberikan jalan pintas yang amat mudah untuk sebuah pelarian,..

ya, akupun tahu itu semua salah dan sangat tidak bertanggung jawab, tapi aku hanya berharap aku tidak pernah tau..

disaat keadaan memaksaku untuk memberontak dari sebuah belenggu, aku sangat berharap belenggu itu melepaskanku sebelum aku memaksanya..

Rabu, 21 Mei 2008

Perayaan 100th Kebangkitan Bangsa: Bagaimana bisa waktu menjadi lebih mahal dari jiwa & raga..


Selasa, 20 May 2008 kemarin saya menghadiri perayaan 100th Kebangkitan Bangsa di Stadion Utama Senayan. Saya hadir disitu karena mahasiswa Universitas Indonesia entah kenapa diberi sebuah kehormatan untuk dapat menghadiri acara tersebut. Acara tersebut diselenggarakan oleh pemerintah untuk memperingati 100 tahun kebangkitan bangsa.
Menurut saya mereka yang memiliki kesempatan untuk dapat hadir ataupun memeriahkan acara itu seharusnya bangga. Akan tetapi ada sedikit kekecewaan dihati saya karena ternyata tidak sedikit juga orang-orang yang merasa waktu mereka terlalu berharga untuk sekedar memperingati hari dimana bangsa ini mulai bangkit. Ada begitu banyak kemungkinan mengenai apa alasan mereka. Mungkin dalih yang mereka katakan adalah "ada begitu banyak cara memperingati 100 tahun Kebangkitan Bangsa dan menunjukkan nasionalisme". Ya benar sekali ada begitu banyak cara, akan tetapi apa yang kalian lakukan untuk mengkompensasi absennya kalian? apakah benar kalian melakukan peringatan dengan cara kalian sendiri? apakah kalian bahkan menggeningkan cipta sejenak? apakah kalian memanjatkan doa? Saya tidak ingin terlalu menghakimi disini karena saya tidak memiliki kapasitas untuk itu. Akan tetapi jangan sampai apa yang saya tuduhkan itu benar, bahwa kalian sudah menganggap waktu kalian lebih berharga dari apa yang para pahlawan kita korbankan, jangan sampai kalian menganggap waktu kalian terlalu berharga bahkan untuk menghargai jasa-jasa mereka. Buktikan bahwa tuduhan saya salah kawan-kawan!! Buktikan bahwa kita sebagai generasi penerus juga memiliki nasionalisme yang tidak kalah kuatnya dengan mereka yang hidup 1 abad lalu.
Di akhir kata, saya mengajak kita semua berdoa agar kita suatu saat kelak akan dapat memberikan sumbangsih yang berarti bagi bumi pertiwi tanah air kita Indonesia. Kerena kita inilah yang kelak akan menjadi penentu masa depan bangsa. Semoga Indonesia akan selalu dikarunia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga mampu bangkit dari keterpurukan dan sangsaka merah putih pun dapat berkibar dengan gagahnya di kancah Internasional. Amien.