CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Selasa, 10 Juni 2008

Sedikit tentang Kebesaran Hati

Tempo hari gw berbincang sama salah satu temen SMA gw, saat lagi berbincang-bincang tiba-tiba aja gw inget masa-masa dulu saat dia masi bersama mantannya. Betapa mereka berdua begitu terlihat amat berbahagia dan sangat membuat iri.
Lalu tiba-tiba entah kenapa pertanyaan yang keluar dari mulut gw adalah, "B**, lo pasti uda belajar begitu banyak tentang kebesaran hati?"
Sambil senyum (baca: nyengir-nyengir najiss) dia ngomonglah blablablablalba...
Kenapa gw nanya tentang kebesaran hati? Itu semata-mata karena begitu salutnya gw terhadap sikap dia terhadap sang mantan. Sikapnya kurang lebih sama seperti halnya dia saat masih menjadi pacarnya. Intensitas kebaikan (baca: sayang) yang dia berikan terkesan tak berkurang sedikitpun, walaupun kapasitas untuk memancarkannya telah di kurangi oleh sang mantan.
Kalo dipikir-pikir kenapa dia masih kayak gitu? Kenapa dia gak bisa menyudahi saja agar dapat terus maju kedepan? Satu hal yang bisa gw tangkep, itu karena kebesaran hati dia.
Dari sikap dia tertangkap sebuah kesan bahwa semua kebaikan dan rasa sayang dia selama ini dia berikan terhadap pacarnya bukan karena semata-mata karena dia itu adalah pacarnya. Tapi karena dia memang benar-benar sayang. Sehingga saat sang pacar bukanlah lagi miliknya itu bukanlah merupakan sebuah alasan untuk berhenti menyayanginya.
Mungkin baginya tak masalah bersama siapa sang pacar akan berbahagia. Baginya masih memiliki kesempatan untuk melakukan suatu kebaikan terhadap sang pacar adalah sebuah anugerah. Baginya yang terpenting adalah apa yang bisa ia lakukan, bukan apa yang bisa ia dapatkan.
Kebesaran hatinya membuat dia tak pernah sedikitpun merasa tersisihkan, bahkan tidak pernah ia mengumpat karena sang pacar sudah bersama kekasih barunya. Kebesaran hatinya membuat seakan-akan masalah yang dia hadapi sama sekali tidak berat, sama sekali tidak menyakitkan. Dan kebesaran hatinya pulalah yang membuatnya terkesan dapat terus bergerak maju tanpa meninggalkan, dapat memaafkan tanpa melupakan, dan dapat terus memberikan tanpa berharap akan mendapatkan.